Revoltech: Suzuki

Now it's time for me to introduce the only robot in doko demo issyo line-up. Please meet: Suzuki.Since doko demo issyo is dominated by cute animals, Suzuki seems to a bit lonely and attractive at same time. If every story gotta have a villain, probably it's his role. I like to set him up as the bad guy, chasing around the others with huge drill in both hands.I don't really know the history of Suzuki, but it appears that he has some sort of musical taste...talk about combining the rough and the soft side of him I guess...

For this Photo Session, I try out a new background color which is red mahogany, turns out to be a pretty nice one, but i still prefer the conventional black or white. The red mahogany background adds a touch of darkness feels towards the object. It fits for some figures, but I don't really know how it would look like in capturing cute figures (such as Spawn and Chucky:D)The square head of Suzuki can be turned in order to display different expression of him. It is far easier to change his face compare to the other Doko Demo Issyo that needs a snapping to cto do that (which sometimes is a pain in the armpit). The big square shape though, creates some difficulties to stand him up, it creates this unbalance proportion in him...but I have handled some revoltechs so it's not that much of a problem for me:D


Almost Broke

Yesterday, I did something which I called -in my normal state of consciousness- as : not so smart

Well, you see, I watched this movie called "Knowing". You can check out the review or the synopsis of this movie in many places, but certainly not here. The massage that I get from this movie is how the ability to know the future (especially the disastrous one) is so not cool. Despite the great special effects, explosion, storyline, this movie scared the shitload out of me. I don't really understand why...it's not a horror movie, it's just like any action thriller movies I previously watched.

Therefore, since I go to the Cinema for stress relieving purposes, after "Knowing" is over I decide to watch Disney's "Race to Witch Mountain", a movie about two Aliens and a cab driver (wait, that makes it three Aliens then). But again, you can check out the review and synopsis anywhere but here. Although it have some cool special effects too (movies these days....too dependable with special effects...not that I don't like it though),It's completely in a different class compare to "Knowing". Nevertheless, it was a stress relieving movie.

I went to buy a photo frame for my tanks before getting home. It's just then I realized that I have spent my every single valuable precious piece of paper called money, which mean that I have to survive with no cash until I don't know when.

It's not a problem anymore though! Since today I just received some payment from some work that I've done. Lessons learned that:

1. I have to make sure the amount of money in my wallet, and try not to neglect the fact that there are only few of it;
2. Just because I am a bit stressed after watching a movie about the end of everything (whoops, almost spoil the whole story there :D), it doesn't mean that I have to watch a Disney Movie to balance it (try Dreamwork's instead);
3. It's not wise to watch two movies at the same day! It suck out my money too fast! Better use a Debit Card so I don't feel a thing!
4. Make sure that X-men Origins is not gonna premiere soon! I really want to watch this movie, looking back at my condition yesterday, I almost end up watching only the poster instead of the actual movie;

Analisis Pasca Pemilu

Sebenarnya sudah agak lama terbersit niatan untuk menulis tentang hal ini. Namun dikarenakan perlunya observasi mendalam, saya memutuskan untuk menungu sejenak.


ya sodara-sodara, kali ini saya akan menulis tentang para Caleg kita yang menderita stress setelah pemilu. Observasi yang disebut diatas sebenarnya hanya untuk memastikan bahwa para Caleg yang kehilangan akal sehat mencapai angka yang lebih dari satu. Ternyata benar, ada di sini, terus di sini, emmm...nah ini ketemu satu lagi. Entah berita itu benar ato salah, yang jelas memang ada tendensi kegilaan yang dapat menimpa para caleg tersebut.

Setelah saya amati dengan seksama (layaknya mengamati gambar-gambar "serupa tapi tak sama") kegilaan Caleg bisa dibagi dalam beberapa kategori:

1. Gila emosional: mereka yang kalah lalu memaki-maki dan menyalahkan KPU, pemilih,DPT, caleg lain, bilik suara, kertas suara, Hansip, tinta pemilu, starbucks, pokoknya semua selain dirinya sendiri. Jika bertemu yang seperti ini dicuekin aja, mereka cuma cari perhatian menurut saya.

2.Gila tak bermoral: mereka yang kalah lalu tidak bersedia memberikan uang yang dijanjikan kepada masyarakat (money politics pada dasarnya sudah kotor, jadi sebaiknya dilakukan penuh itikad baik, kejujuran, dan integritas tinggi untuk mengurangi kekotorannya), atau mungkin merampas barang-barang yang pernah diberikan saat kampanye seperti TV, karpet, dll. Mereka ini menjadi rela untuk membuang harga dirinya karena kekalahan, dan tega untuk mempermainkan rakyat kecil...menurut saya yang seperti itu sama saja dengan orang gila.

3.Gila beneran: keliatannya yang seperti ini sudah cukup jelas. Mungkin karena terlalu banyak tekanan dan utang mereka jadi seperti ini...kasihan...

4.Gila tapi kepilih: Percaya atau tidak, yang seperti ini juga ada lho :D

Berbagai cara dilakukan berbagai pihak untuk mengantisipasi amukan caleg-caleg gila ini (waduh! serem amat). Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Rumah Sakit Jiwa Marzoedi Mahdi di Bogor, mereka menyediakan kamar VIP bagi para mantan caleg yang kurang beruntung ini, walaupun sebenarnya mereka yang mengalami gangguan jiwa tidak begitu ahli dalam membedakan mana ruang yang VIP dan mana yang bukan. Lalu melihat latar belakang para mantan caleg yang menggila ini karena faktor keuangan, menurut saya charge untuk ruang VIP akan menjadi tidak terjangkau bagi keluarganya (kecuali kalau mereka superkaya...tapi kalo superkaya kok masih bisa gila ya?)

Kita sebagai masyarakat juga harus mengantisipasi munculnya mantan caleg gila tak bermoral seperti nomor 2 diatas. Mungkin ini untuk pembelajaran bagi pemilu-pemilu di masa datang, baik itu milih presiden, caleg, gubernur, kades, dsb. Antisipasinya berupa:

1. Jika mereka memberikan suatu barang saat masa kampanye, ada baiknya penyerahan tersebut dituangkan dalam perjanjian. Inti perjanjiannya adalah si caleg/kandidat ini tidak berhak untuk mengambil kembali barang yang telah diberikan dalam situasi dan kondisi apapun, tandatangan siatas materai (Rp 6000, itung-itung modal lah:D... kalo barangnya lebih murah dari Rp 6000, suruh calegnya yang beli materai!).

2.Jika tidak ada perjanjian seperti diatas, jangan menerima barang-barang yang bisa habis atau sulit dikembalikan. Misalnya diberi celana dalam, akan sangat sulit jika celana dalam itu sedang kita pakai, eh, ketemu sama calegnya, dia minta deh celana dalam pemberiannya itu (yang sedang kita pake). Atau dikasih durian (waktu itu lagi musim durian) kan langsung dimakan dong! nah swaktu calegnya kalah, dia minta duriannya dikembaliin, padahal musim duriannya sudah lewat, bau duriannya aja dah gak ada, lagi-lagi kita yang direpotkan. Selektiflah dalam memilih caleg khususnya dalam memilih pemberiannya (makin lama makin ngaco nih tulisan).

sebelum tambah hancur lagi, saya ingin buru-buru melompat ke kesimpulan saja. Erat kaitannya fenomena ini dengan faktor keuangan sang mantan caleg yang menjadi amburadul karena kekalahan di Pemilu. Betapa disayangkannya hal ini, karena ini menunjukkan bahwa kampanye yang berlangsung tahun ini masih material-sentris (ada gak ya istilah begini?) artinya caleg berusaha memikat hati calon pemilih menggunakan iming-iming barang atau uang. Kampanye untuk menjadi anggota legislatif itu pun dilakukan tanpa keikhlasan. Orang -orang seperti ini yang nantinya saat terpilih akan mengabdikan awal masa jabatannya untuk mengembalikan modal kampanye, baru setelah itu (kalau masih ingat) berjuang (kalau sempat) untuk (kalau bisa tidak usah) rakyat. Atau mungkin rakyat Indonesia memang cuma bisa dipikat oleh barang dan uang? Bisa saja, dan kalu anda memang rakyat yang seperti itu, semoga tips yang saya berikan diatas bisa bermanfaat.